Translate

Jumat, 30 November 2012

manusia sebagai homo educandum


Manusia Sebagai Homo Educandum

Manusia adalah makhluk yang memerlukan pendidikan atau “homo educandum “. Manusia dipandang sebagai homo educandum yaitu makhluk yang harus dididik, oleh karena menurut aspek ini nanusia dikategorikan sebagai “animal educabil ” yang sebangsa binatang yang dapat dididik, sedangkan binatang selain manusia hanya dapat dilakukan dressur (latihan) sehingga dapat mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis (tidak berubah).
Perlunya manusia untuk dididik menurut saya terlebih dahulu harus dilihat dari dua segi aspek pendidikan sebagai berikut: “Pertama dari segi pandangan masyarakat dan kedua dari segi pandangan individu. Dari segi pandangan masyarakat pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda, agar hidup masyarakat itu tetap berkelanjutan. Atau dengan kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap terpelihara”. Dari segi pandangan individu, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Seperti potensi akal, potensi berbahasa, potensi agama dan sebagainya. Potensi-potensi tersebut harus diusahakan dan dikembangkan agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Dilihat dari kedua sudut pandangan tersebut di atas, maka manusia perlu sekali diberi pendidikan, karena tanpa pendidikan pewarisan kebudayaan dan pengembangan potensi manusia tak dapat dilakukan dengan sepenuhnya. Di dalam kitab suci Al-qur’an manusia disebut sebagai ahsanu taqwim, yang berarti sebaik-baik bentuk, dan diantara makhluk Tuhan memang manusialah yang paling baik kejadiannya. Terutama yang paling penting bagi manusia yang membedakannya dengan binatang adalah bahwa manusia mempunyai akal
Berpikir merupakan suatu potensi vital yang dimiliki manusia. Manusia sebagai homo sapien, Animal Symbolicum, Animal Rationale, dan sebagai Hayawatunatiq. Potensi manusia yang dibawa sejak lahir adalah “akal” yang menjadi dasar pokok bagi pengembangan “Needs for Achievement”.
Contohnya: para ahli psikologi menafsirkan bahwa tingkah laku menangis sang bayi pada saat lahir dan dilahirkan ke bumi ini dihubungkan dengan potensi akal dan arah pengembangan. Contoh lainnya; setiap waktu kita mengerjakan kewajiban seperti shalat lima waktu tapi justru shalat itu, belum mampu membendung tingkah laku seseorang untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan a moral atau perbuatan yang melanggar aturan Tuhan. Sehingga nilai shalat tadi yang dikerjakan tidak lebih dari praktek ritual semata. Prilaku manusia yang berakal hilang dengan pengaruh nafsu, nafsu lebih menguasai akal manusia, yang seharusnya akal mengontrol nafsu itu.

Kamis, 04 Oktober 2012

Al-Qur’an : Sumber Hukum Islam pertama dan utama.


            Al-Qur’an menurut bahasa yaitu bacaan, sedangkan menurut istilah Al-Qur’an adalah kumpulan wahyu allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril a.s. dengan bahasa arab. Al-Qur’an diturunkan sebanyak 6666 ayat, 114 surat atau sebanyak 30 juz di kota madinah dan mekkah secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun sesuai berbagai peristiwa. Wahyu pertama Allah yang diturunkan yaitu surat al-Alaq ayat satu sampai dengan lima di gua hira melalui perantara malaikat jibril a.s kepada Nabi Muhammad SAW.
            Al-Qur’an sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelum nabi Muhammad saw susuai dengan firman Allah SWT : “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al-Maidah: 48). dan juga Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia yang senantiasa terpelihara sebab redaksi nya senantiasa terjaga dalam bahasa aslinya.
            Isi pokok Al-Qur’an membahas beruapa aqidah tentang keimanan, ibadah yang berkaitan dengan pengabdian kepada allah swt, muamalah atau cara hubungan manusia dengan manusia secara semestinya, akhlak yang berkaitan dengan tingkah laku manusia, hukum-hukum islam yang harus ditaati oleh seorang muslim, sejarah umat terdahulu sebsagasi contoh pelajaran umat saat ini, dan mencakup dasar-dasar ilmu pengetahuan.
            Dalam kehidupan sehari-hari al-Qur’an selayaknya bukan hanya dibaca saja, melainkan juga dihafal, mempelajarinya serta mengajarkan al-Qur’an, dan sebelum itu hendaklah muslim mengimani al-Qur’an itu sendiri sebagai wahyu Allah SWT. Bahkan setiap muslim wajib mengamalkan al-Qur’an dan kalau perlu mendakwahkan al-Qur’an meski hanya satu ayat saja. Dari Utsman radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda : “Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 4639)

Rabu, 19 September 2012

manusia, agama dan islam

A.  Manusia dan Agama

1.      Beragama sesuai Kebutuhan Fitri
Rasa kebertuhanan mendorong adanya rasa keyakinan akan adanya tuhan yang menimbulakan kecenderungan manusia untuk berhubungan dengan-Nya dan untuk perlindungan akan dirinya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan sarana seperti agama dalam menyalurkan fitrah keberagamaan.
2.      Pengertian Agama
Agama adalah suatu system ajaran tentang tuhan, penganutnya malakukan tindakan ritual, moral dan segala aturan-Nya yang beraspek kredial, ritual, moral dan sosial.

B.  Agama Islam

1.      Pengertian Islam dan Islam Agama fitrah dari Allah swt.
Islam adalah suatu sistem ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah swt yang diturunkan pada manusia melalui nabi Muhammad saw. Sebagai agama yang datang dari tuhan yang menciptakan manusia sudah pasti islam selaras dengan fitrah kejadian manusia. Fitrah dalam arti pembawaan manusia secara umum sejak lahir masih berupa kekuatan tersembunyi yang masih perlu di kembangkan oleh ihtiar manusia baik fitrah dimensi fisik atau non fisik.
2.      Misi Agama Islam.
·      Mengajak manusia untuk patuh pada aturan allah dalam menjalani kehidupan di dunia.
·      Membimbing manusia untuk menemukan kedamaian dan dalam menciptakan kedamaian.
·      Memberikan jaminan pada manusia dalam mendapatkan keselamatan dunia akherat.
3.      Islam sebagai Petunjuk (Hidayah) dalam kehidupan.
Hidayah Allah untuk manusia, yaitu :
v Petunjuk untuk kehidupan atau hidayah ghaziriyyah (bersifat intrinktif)
v Petunjuk kemampuan indra dalam menangkap lingkungan hidup, atau hidayah hissiyyah (bersifat indrawi).
v Petunjuk dalam kemampuan berfikir dan menalar atau  hidayah ‘aqliyyah (bersifat intelektual)
v Petunjuk berupa ajaran praktis untuk meniti kehidupan secara individu atau  hidayah diniyyah  (berupa ajaran agama).
Dalam kedudukannya sebagai hidayah bagi kehidupan, Islam dapat berperan dan berfungsi bagin manusia yang dapat di kembangkan oleh setiap individu.